Oase Dakwah
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Senin, 14 Desember 2015
Mawas
Diri Cermin Akhlak Terpuji
Oleh:
Bunda Rochma Yulika
Jika kita sadari bahwa apa yang kita lakukan akan berbalas di hari
kemudian.
Apakah di kehidupan dunia atau di akhirat yang tiada berakhiran.
Berkata yang baik menjadi pilihan lantaran itu tabiat insan beriman.
Berperilaku terpuji menjadi kewajiban karena semua kan
diperhitungkan.
Apakah kita tak menyadari bahwa hidup kita memiliki batasan?
Atau kita telah dilalaikan oleh lena dunia yang menyilaukan?
Berhati-hati menjaga hati agar sikap mudah dikendali.
Hati-hati menjaga hati agar cahaya Ilahi merasuk sanubari.
Bila hati dipenuhi dengan dzikir niscaya akan menyelamatkan diri
pada hari akhir.
Bila hati dipenuhi dengan doa niscaya akan membantu pemiliknya tuk
meraih asa.
Hati yang selalu tunduk pada sang pencipta itulah hati orang-orang
yang bertaqwa.
Budi pekerti yang luhur lahir dari jiwa-jiwa yang pandai bersyukur.
Pribadi yang mulia hadir dari para pecinta kalam Nya.
Hati yang jelita adalah hati hamba-hamba yang saling mencinta karena
Nya.
Ibnu al Mubarak, seorang alim yang masyhur, berkata, "Puisi Adi
ibn Zaid lebih aku sukai dari istana Amir Thahir ibn al Husein, jika memang
istana itu milikku."
Puisi indah dan mempesona berbunyi demikian:
Wahai orang yang mencela dan menghina orang lain, apakah kau lepas
dari ujian atau cobaan?
Atau kau punya janji kuat dari hari-hari?
Engkau adalah orang bodoh dan tertipu.
Artinya: Wahai orang yang selalu menghina dan melecehkan orang lain,
apakah kalian sudah terikat janji untuk tidak terkena musibah seperti mereka?
Ataukah hari-hari telah memberi jaminan untuk keselamatan kalian dari berbagai
bencana dan cobaan? Lalu mengapa kalian selalu mencela?
Mari berhati-hati dengan hati kita.
Mari berhati-hati dengan lisan kita.
Agar perjalanan kita menuju alam baka senantiasa terjaga dan
tercapailah harapan kita yakni syahid di jalan Nya.
AIHQ(Eks.DTI) PSDM ODOJ
AIHQ/92/14/12/2015
Sumber : Grup WA ODOJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar